Menjemput nyawa kedua
(Wildan Duasisi)
Tuhan, aku ingin dengar suara lembut-Mu ketika Kau ucapkan "kun", maka Kau tiupkan ruh kedalam jiwaku. Lalu dengan secuil kinesik lewat gemericik lonceng malaikat jagapati malam yang tinggalkan jejak bulu sayap, kau kirimkan mimpi tentang panasnya neraka.
Suatu pagi dimana gelap adalah cahaya yang paling terang, dimana tanah menimbun jasad yang lelah menghirup dinginnya partikel senja, dimana malam adalah kala Tuhan menghidupkan dosa yang kubuat diatas lembaran buku-buku tebal penjaga pundak kiri.
kumohon Tuhan! biar aku jilati kembali buana fana-Mu. biar aku penuhi sebahat dalam lubung gelap Ibunda. Tuhan, katakanlah "kun"! tak sulit bukan? dalam keringnya tulangku, menyambut ruh yang pulang membawa sisa-sisa aroma gurih daging bercampur napas desah gurah Iblis. Namun Tuhan tak pernah ingkari, bahwa hidupku hanya sekali.
Andai mataku seluas sudut jagat, andai Tuhan lengah,
Tuhan, Kau tak pernah lengah. Maka ampuni dosaku, itulah satu-satunya cara agar hambamu ini tak menangis di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar